Cari Blog Ini

Sabtu, 22 Mei 2010

BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Itulah tujuan pendidikan agama Islam yang dicantumkan dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Sedangkan Pendidikan Islam adalah pendidikan individual dan masyarakat, karena di dalam ajaran Islam berisi tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama serta lebih banyak menekankan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan sendiri maupun orang lain
Tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Agama khususnya Al-Islam sebagai sebuah mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Dengan demikian materi pendidikan agama bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupannya senantiasa dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada, dan dalam posisi apapun mereka bekerja.
Pendidikan Agama Islam di sekolah atau di madrasah, dalam pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasalahan yang kurang menyenangkan. Seperti halnya proses pembelajaran Al-Islam di sekolah saat ini masih sebatas sebagai proses penyampaian “Pengetahuan tentang Agama Islam.” hanya sedikit yang arahnya pada proses internalisasi nilai-nilai Islam pada diri siswa. Mayoritas metode pembelajaran Al-slam di sekolah selama ini lebih ditekankan pada hafalan, akibatnya siswa kurang memahami kegunaan dan manfaat dari apa yang telah dipelajari dalam materi Al-Islam. Melihat kenyataan yang ada di lapangan, sebagian besar teknik dan suasana pengajaran di sekolah-sekolah yang digunakan para guru kita cenderung monoton dan membosankan.
Banyak berbagai kritik terhadap pelaksanaan pendidikan agama yang sedang berlangsung di sekolah, bahwa Al-Islam di sekolah lebih bersifat verbalistik dan formalis atau merupakan tempelan saja. Metodologi pendidikan agama tidak kunjung berubah sejak dulu hingga sekarang, padahal masyarakat yang dihadapi sudah banyak mengalami perubahan. Siswa kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian. Seperti halnya metode pembelajaran agama Islam yang selama ini lebih ditekankan pada hafalan (padahal Islam penuh dengan nilai-nilai yang harus dipraktekkan dalam perilaku keseharian), akibatnya siswa kurang memahami kegunaan dan manfaat dari apa yang telah dipelajari dalam materi Al-Islam
Dalam upaya untuk merealisasikan pelaksanaan pendidikan Al-Islam, guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai dan menguasai tentang metode pembelajaran secara baik agar ia mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien dan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Metode mengajar merupakan salah satu alat pendidikan yang penting yang besar peranannya dalam menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan islam. Metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana yang paling bermakna dalam pencapaian materi pendidikan. Tanpa metode suatu materi pelajaran tidak akan dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan pendidikan.
Untuk memilih metode yang digunakan memang memerlukan keahlian tersendiri. Seorang pendidik harus pandai memilih metode yang akan dipergunakan, dan metode tersebut harus dapat memotivasi siswa untuk mempelajari dan mengamalkan apa yang ia pelajari. Untuk menjawab persoalan tersebut perlu diterapkan suatu cara alternatif guna mempelajari Al-Islam yang kondusif dengan suasana yang cenderung rekreatif sehingga memotivasi siswa untuk mengembangkan potensi kreatifitasnya dan lebih bermakna jika anak-anak “memahami” apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui”-nya.

Maka saat ini yang mendesak adalah bagaimana usaha-usaha yang harus dilakukan oleh para guru Al-Islam untuk mengembangkan metode-metode pembelajaran yang dapat memperluas pemahaman peserta didik mengenai ajaran-ajaran agamanya, mendorong mereka untuk mengamalkannya dan sekaligus dapat membentuk akhlak dan kepribadiannya.
Beranjak dari hal di atas dan bertitik tolak dari gejala-gejala yang timbul, maka penulis menemukan beberapa hal sewaktu mengadakan observasi dan wawancara pendahuluan pada tanggal 8 Februari 2009, di mana penulis masih menjumpai beberapa siswa yang tidak melakukan ibadah shalat, terutama shalat fardhu 5 waktu meskipun mereka mengetahui tata cara shalat, paham dan mengerti akan guna dan pentingnya shalat.
Dari latar belakang di atas dan mengingat pentingnya suatu pelaksanaan metode pembelajaran dalam mengimplementasikan Pendidikan Agama Islam peneliti ingin sedikit meneliti tentang “PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN AL-ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 7 PALEMBANG”

B. Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya permasalahan dalam penyusunan skripsi dan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian ini maka dalam masalah penelitian ini peneliti hanya meneliti pelaksanaan metode ceramah yang dilaksanakan oleh guru Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang.

C. Rumusan Masalah
1) Bagaimana pelaksanaan metode ceramah dalam pembelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang ?
2) Apa faktor penghambat dan penunjang pelaksanaan metode ceramah dalam pembelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang ?

D. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui pelaksanaan metode ceramah dalam pembelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang
2) Untuk mengetahui faktor penghambat dan penunjang pelaksanaan metode ceramah dalam pembelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang

E. Kegunaan Penelitian
• Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru mata pelajaran Al-Islam agar dapat meningkatkan pelaksanaan dan penerapan metode ceramah dalam pembelajaran Al-Islam
• Sebagai penambah wawasan khususnya bagi peneliti tentang pelaksanaan dan penerapan metode ceramah dalam pembelajaran Al-Islam




F. Definisi Operasional
• Pelaksanaan adalah proses, cara perbuatan melaksanakan ( rancangan, keputusan dan sebagainya)
• Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
• Pelaksanaan metode pembelajaran adalah suatu perbuatan atau proses cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

G. Kajian Pustaka
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rujukan dari karya Saepul Hamdani yang memaparkan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah atau di madrasah, dalam pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasalahan yang kurang menyenangkan. Seperti halnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah saat ini masih sebatas sebagai proses penyampaian “pengetahuan tentang Agama Islam.” hanya sedikit yang arahnya pada proses internalisasi nilai-nilai Islam pada diri siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru masih dominan ceramah. Proses internalisasi tidak secara otomatis terjadi ketika nilai-nilai tertentu sudah dipahami oleh siswa. Artinya, metode ceramah yang digunakan guru ketika mengajar PAI berpeluang besar gagalnya proses internalisasi nilai-nilai agama Islam pada diri siswa, hal ini disebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar materi PAI
Karya Aminah yang menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan proses kerja sama antara guru dan murid. Sering kita dengar dalam kalangan pendidikan bahwa metode apapun yang digunakan oleh guru namun hasilnya lebih banyak ditentukan oleh faktor guru dan muridnya. Guru yang pandai dalam menggunakan metode yang baik, tidak akan mencapai hasil yang diinginkan jika muridnya tidak mempunyai kemauan untuk belajar. Dan sebaliknya guru akan memperoleh hasil yang baik dari usahanya walaupun metode yang dipakainya bukanlah yang terbaik, apabila guru dan muridnya sama-sama berkemauan untuk mencapai hasil tersebut. Sepintas lalu di atas memang ada benarnya, tetapi jika benar-benar diperhatikan akan tampaklah bahwa masalahnya tetap terletak pada masalah metodologi, ini menunjukkan bahwa peranan metode dalam proses belajar mengajar sangat penting sekali.
Karya Djumiati yang menyatakan bahwa metode mengajar adalah suatu teknik atau cara yang harus ditempuh dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Supaya apa yang disampaikan oleh guru kepada siswa dapat diterima dan dipahami siswa tersebut. Karena penggunaan metode tersebut dapat menentukan pula dalam cara siswa belajar. Dan merupakan faktor pendukung dari keberhasilan seseorang atau seorang siswa dalam belajar tidak dapat dipisahkan disamping metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
Tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Agama khususnya Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Dengan demikian materi pendidikan agama bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupannya senantiasa dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada, dan dalam posisi apapun mereka bekerja. Maka saat ini yang mendesak adalah bagaimana usaha-usaha yang harus dilakukan oleh para guru Pendidikan Agama Islam untuk mengembangkan metode-metode pembelajaran yang dapat memperluas pemahaman peserta didik mengenai ajaran-ajaran agamanya, mendorong mereka untuk mengamalkannya dan sekaligus dapat membentuk akhlak dan kepribadiannya.
Guru dituntut untuk melaksanakan metode pembelajaran baik dari segi kemampuan memilih, menetapkan, dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Untuk lebih jelasnya penulis mengutarakan pendapat Tamsik Udin A.M.


“Dalam kegiatan sehari-hari guru sebagai tenaga profesional dihadapkan pada tugas-tugas yang memerlukan kemampuan yang memiliki taraf profesional sebagai berikut :
1. Kemampuan merencanakan program belajar mengajar.
2. Melaksanakan (mengelola) proses belajar mengajar
3. Menilai kemampuan proses belajar mengajar
4. Menguasai bahan serta metode belajar mengajar

Dapat disimpulkan bahwasanya pelaksanaan suatu metode pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam sangatlah penting. Pada saat ini pelaksanaan metode pembelajaran pendidikan agama islam dianggap masih sangat kurang, padahal suatu metode merupakan hal yang sangat penting bagi tercapainya tujuan dan penyampaian nilai- nilai yang terkandung dalam pelaksanaan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki peranan sangat penting dalam menciptakan suatu pembelajaran atau proses belajar mengajar yang baik. pelaksannan metode pembelajaran yang baik dapat pula mempengaruhi prestasi dan keberhasilan siswa. Diharapkan dalam pelaksanaan metode pembelajaran yang baik dan tepat dapat mengimplementasikan Pendidikan Agama Islam itu sendiri bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama tetapi dengan suatu pelaksanaann metode pembelajaran yang baik guru dapat menyampaikan nilai yang terkandung di dalamnya sehingga dapat membentuk kepribadian siswa yang beriman dan bertakwa.


H. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisa data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi.
1) Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakterisrik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi total. Oleh karena responden berjumlah 4 orang guru Agama. Dan untuk sampelnya penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto “jika jumlah populasi kurang dari 100 maka sampelnya dapat diambil semua, sementara jika jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka dapat diambil sampel penelitian antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Oleh sebab itu, penelitian ini adalah penelitian populasi karena jumlah populasinya kurang dari 100.




2) Jenis dan Sumber Data
a) Jenis Data
Data secara umum berarti informasi yang menerangkan suatu fenomena atau karakteristik. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring).
Data dalam penelitian terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diwujudkan dengan angka tentang jumlah guru, pegawai, siswa, sarana dan prasarana, seperti lokal belajar, meja dan kursi siswa, meja dan kursi guru, papan tulis, dan perpustakaan. Sedangkan data kualitatif meliputi pelaksanaan metode pembelajaran bidang studi Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang, keadaan guru SMA Muhammadiyah 7 Palembang yang meliputi latar belakang pendidikan guru, pelatihan serta penataran-penataran yang diperoleh.






b) Sumber Data
Sumber data primer adalah yang diperoleh secara langsung dari sumber data responden atau data yang diambil dari tangan pertama yang diambil dari hasil wawancara yang ditujukan kepada guru SMA Muhammadiyah 7 Palembang. Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang bersifat menunjang penelitian yang diambil dari dokumen sekolah, internet dan buku yang menunjang dalam pembahasan.
3) Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang penulis maksud adalah:
a) Metode Observasi
Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian. Suatu metode dimana penulis mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti, guna memperoleh data tentang kondisi lapangan penelitian.
Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung mengenai pelaksanaan metode pembelajaran mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang dan aspek-aspek yang berhubungan dengan penelitian dan Adapun instrumen yang digunakan field notes. Karena peristiwa-peristiwa yang ditemukan di lapangan baik sengaja maupun tidak sengaja dan dapat dicatat dengan segera.
b) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode untuk mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menghimpun data tentang sejarah SMA Muhammadiyah 7 Palembang, keadaan guru, siswa, keadaan sarana dan prasarana, dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah penelitian.
c) Metode Wawancara (interview)
Wawancara atau interview adakah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi
Digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan responden yang dijadikan sasaran penelitian (objek penelitian) tujuannya untuk memperoleh data secara langsung mengenai pelaksanaan metode ceramah dalam pembelajaran Al-Islam serta faktor penghambat dan penunjang pelaksanaan metode ceramah dalam pembelajaran Al-Islam.
4) Analisa Data
Menurut Kusnanto yang dikutip Boy S. Sabarguna, Mars Analisa data adalah menata, menyusun dan memberikan makna pada kumpulan data. Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian lapangan, baik data primer maupun data sekunder. Maka dalam hal ini, penulis mengadakan analisa data dengan cara mengklasifikasikan dan mengelompokkan data-data tersebut. Setelah data dikelompokkan dan diolah dengan cara memeriksa hassil observasi, dokumentasi serta wawancara. Analisa data dilakukan dengan bersifat kualitatif deskriptif tanpa menggunakan statistik, bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena-fenomena yang terjadi berkenaan dengan pelaksanaan metode pembelajaran.

J. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah mengetahui secara keseluruhan isi dari skripsi ini maka disusun suatu sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama, memuat pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Kajian Pustaka, Kerangka teori, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
Bab kedua, memuat landasan teori yang berisikan deskripsi teori tentang pengertian metode, dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar, metode ceramah, praktik penggunaan metode ceramah.
Bab ketiga, memuat deskripsi wilayah yang membicarakan tentang gambaran umum SMA Muhammadiyah 7 Palembang seperti sejarah berdirinya, sarana dan prasarana, keadaan guru atau karyawan dan kepala sekolah, keadaan siswa, latar belakang pendidikan guru di SMA Muhammadiyah 7 Palembang
Bab keempat, memuat analisa data yang membahas secara sistematis tentang analisa data dari hasil penelitian tentang pelaksanaan metode pembelajaran mata pelajaran Al-Islam yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 7 Palembang
Bab kelima, memuat kesimpulan dan saran terdiri atas kesimpulan dari penelitian ini dan saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar