Cari Blog Ini

Sabtu, 22 Mei 2010

BAB IV

BAB IV
PELAKSANAAN METODE CERAMAH DALAM PEMBELAJARAN
AL-ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 7 PALEMBANG

A. Pelaksanaan Metode Ceramah dalam Pembelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang
Sebagai seorang pendidik yang merupakan bagian atau elemen yang integral dan urgen dalam sebuah pendidikan formal, maka guru diharapakan mampu memotivasi dan mendominasi elemen-elemen yang lain. Guru menduduki posisi sentral dalam suatu lembaga pendidikan. Sebagai seorang pendidik yang merupakan bagian atau elemen yang integral dan urgen dalam sebuah pendidikan formal, maka guru diharapakan mampu memotivasi dan mendominasi elemen-elemen yang lain. Guru menduduki posisi sentral dalam suatu lembaga pendidikan. Untuk itu, diharapkan juga agar guru memiliki kemampuan (kompetensi) dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya di dalam membimbing siswa. Untuk itu, diharapkan juga agar guru memiliki kemampuan (kompetensi) dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya di dalam membimbing siswa.
Untuk mengetahui pelaksanaan metode pembelajaran mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang, maka penulis megadakan observasi dengan guru yang mengajar mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang yang berjumlah 4 orang yaitu: Azizah S.Ag., Guru Al-slam kelas XII memiliki pengalaman mengajar 12 tahun, beliau merupakan guru negeri yang diperbantukan dengan golongan 1VB, S1 jurusan tarbiyah. Drs. Yesmanuddin, Guru kelas XI memiliki pengalaman mengajaran Selama 19 Tahun, S1 jurusan Syari’ah, Hj. Iswarita S.Pd.I, guru kelas X dan XI Lulusan S1 Tarbiyah, Yuliana Dewi S.Ag., Guru kelas X berpengalaman 3 Tahun dalam mengajar.
Tabel 8
DATA GURU AL-ISLAM


No Item Nama Guru Jenis Kelamin Guru Kelas Pengalaman Mengajar Jumlah Mata Pelajaran yang di ajar
1 Azizah, S.Ag Perempuan XII 12 Tahun 1 MP
2 Drs. Yesmanuddin Laki-laki XI 19 Tahun 2 MP
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I Perempuan X dan XI 9 Tahun 1MP
4 Yuliana Dewi S.Ag Perempuan X 3 Tahun 1MP

Selanjutnya penulis akan menguraikan hal-hal yang berhubungan tentang pelaksanaan metode ceramah dalam pembelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang sebagai berikut:



1. Keterampilan Dasar Berceramah
Dibawah ini dapat dilihat tabel tabulasi mengenai keterampilan dasar berceramah yang meliputi komponen kejelasan mencakup tentang bahasa, volume dan intonasi. Penggunaan contoh, penggunaan penekanan dan pemberian tugas umpan balik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 9
Komponen Kejelasan
(Bahasa, Volume dan Intonasi Suara)


No Item Guru Bahasa Volume&Intonasi Suara Ket
Jelas Kurang jelas Tidak Jelas Tepat Kurang tepat Tidak
Tepat
1 Azizah, S.Ag √ √ Lugas, sederhana & tepat
2 Drs. Yesmanuddin √ √ Lugas, sederhana & tepat
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √ √ Lugas, sederhana & tepat
4 Yuliana Dewi S.Ag √ √ Lugas, sederhana & tepat

Berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan dengan ibu Azizah S.Ag, Hj.Iswarita, S.Pd.I, Drs. Yesmanudin dan Ibu Yuliana Dewi S.Ag. bahwa di lihat dari keterampilan dasar berceramah dalam proses belajar mengajar di kelas dari segi bahasa, volume dan intonasi suara guru sudah jelas dan bahasa yang digunakan lugas, sederhana dan tepat, baik dari segi pilihan kata, pengucapan maupun volume dan intonasi suara, Pilihan katanya telah disesuaikan dengan perkembangan bahasa dan kemampuan nalar siswa sehingga siswa mudah memahami ini terbukti berdasarkan bahasa yang digunakan guru sudah lugas, sederhana dan tepat. Pengungkapan pernyataan-pernyataannya pun dari berbagai seginya. Baik dari segi pilihan kata, pengucapan maupun volume dan intonasi suara (prosodi) sudah tepat. Pilihan katanya sudah disesuaikan dengan perkembangan bahasa dan kemampuan nalar siswa. Pengungkapan pernyataan pun sudah lancar sehingga memudahkan siswa dalam menangkap keutuhan yang diceramahkan. Kalimat-kalimat yang dipakai oleh para guru pun telah menggunakan kata dan istilah yang lugas. Penggunaan kalimatnya logis dan tidak gramatikal. Begitu juga struktur kalimat yang digunakan sederhana terhindar dari kalimat kompleks.
Struktur penyajiannya bertolak dari yang mudah ke yang sukar, bertolak dengan yang dekat dengan anak, penyajian secara induktif, penyajian secara deduktif, berangkat dari bahan yang memprasyarati untuk memahami konsep di atasnya yang lebih tinggi, bertolak dari konsep kongkrit ke yang abstrak .
Ini dikuatkan pula dari hasil wawancara pada siswa SMA muhammadiyah 7 Palembang yang menyatakan “Cara mengajar yang diajarkan oleh guru Al-Islam jelas, sederhana dan mudah dimengerti.


Tabel 10
Penggunaan Contoh

No Item Guru Penggunaan Contoh Ket
Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √ Model
2 Drs. Yesmanuddin √ Model
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √ Model
4 Yuliana Dewi S.Ag √ Model

Berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan dengan ibu Azizah S.Ag, Hj.Iswarita, S.Pd.I, Drs. Yesmanudin dan Ibu Yuliana Dewi S.Ag. bahwa setiap guru Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang telah menggunakan contoh walaupun masih bersifat sangat sederhana yakni dengan menceritakan kisah-kisah yang berkaitan dengan materi yang sesuai dengan situasi-situasi yang dialami siswa. Sehingga siswa pun mudah dalam memahami konsep-konsep yang tidak lazim dan sulit.






Tabel 11
Penggunaan Penekanan

No Item Guru Penggunaan Penekanan Ket
Ada Tidak
ada
1 Azizah, S.Ag  Penting
2 Drs. Yesmanuddin  Terutama
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I  Yang paling penting
4 Yuliana Dewi S.Ag  Kesimpulannya

Berdasarkan tabel di atas dan hasil observasi penulis dapat diketahui bahwa Penggunaan penekanan yang dilakukan oleh Ibu Azizah, S.Ag. Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs. Yesmanuddin, dan Yuliana Dewi S.Ag sudah ada dan guru pun sudah bisa memusatkan perhatian siswa pada rincian-rincian masalah yang esensial.
Tabel 12
Pemberian Umpan Balik
No Item Guru Pemberian Umpan Balik Ket
Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √ Tanya jawab
2 Drs. Yesmanuddin √ Tanya jawab
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √ Tanya jawab
4 Yuliana Dewi S.Ag √ Tanya jawab

Dari hasil observasi penulis dilapangan diperoleh bahwa pemberian umpan balik sudah dilakukan oleh guru mata pelajaran Al-Islam karena Pemberian umpan balik memiliki arti yang sangat penting sekali. Dalam hal ini maka guru mata pelajaran Al-Islam telah memberikan kesempatan pada siswa untuk menunjukkan pemahamannnya terhadap materi yang telah disampaikannya.

2. Pengelolaan Perhatian Anak
Tantangan terbesar dalam pembelajaran dengan metode ceramah adalah menjaga perhatian anak. Guru memerlukan teknik-teknik khusus dalam berceramah agar perhatian anak tetap terjaga untuk mempertahankan perhatian terhadap materi ceramah guru dapat memvariasikan gaya mengajarnya
Dibawah ini dapat dilihat tabel tabulasi mengenai pengelolaan perhatian anak yang meliputi: variasi stimulus, perubahan saluran komunikasi, penggunaan humor dan antusiasme guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:






Tabel 13
Variasi Stimulus
(Variasi Nada, Tekanan Suara, dan Struktur Gramatikal)

No Item
Guru Variasi Nada Tekanan Suara Struktur Gramatikal
Ket
Tepat Kurang tepat Tidak Tepat Tepat Kurang tepat Tidak Tepat Tepat Kurang tepat Tidak
Tepat
1 Azizah, S.Ag √ √ √
2 Drs. Yesmanuddin √ √ √
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √ √ √
4 Yuliana Dewi S.Ag √ √ √

Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita SPd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag dapat diketahui bahwa variasi stimulus tekanan suara & struktur gramatikal sudah jelas dan tepat.

Tabel 14
Perubahan Saluran Komunikasi

No Item Guru Perubahan Saluran Komunikasi Ket
Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √ Papan Tulis
2 Drs. Yesmanuddin √ Papan Tulis
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √ Papan Tulis
4 Yuliana Dewi S.Ag √ Papan Tulis
Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag dapat diketahui bahwa guru sudah bisa mempertahankan perhatian anak dalam mengikuti ceramah dengan menggunakan memadukan ceramah dengan variasi saluran komunikasi. Hal ini telah dilakukan guru dengan memanfaatkan gambar, papan tulis, grafik dan media visual yang lain

Tabel 15
Penggunaan Humor

No Item
Guru Penggunaan Humor
Ket
Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √
2 Drs. Yesmanuddin √
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √
4 Yuliana Dewi S.Ag √

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag di dalam kelas terlihat bahwa setiap guru dalam proses belajar mengajar sudah menggunakan humor sebagai salah satu alat yang dipakai guru untuk mempertahankan dan memperbarui perhatian anak terhadap penyajian materi pembelajaran. Sehingga peserta didik tidak bosan untuk mengikuti materi pelajaran yang mereka terima .
Tabel 16
Antusiame Guru

No Item
Guru Antusiasme Guru
Ket
Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √
2 Drs. Yesmanuddin √
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √
4 Yuliana Dewi S.Ag √

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag di dalam kelas terlihat bahwa setiap guru dalam proses belajar mengajar memiliki Antusiasme guru yang tinggi dalam penyampaian bahan ceramah sehingga mendorong motivasi para siswa dan menjadikan ceramah menjadi lebih dinamis dan hidup




3. Pengefektifan Metode Ceramah
Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat, memaksimalkan pemahaman dan pengingatan, melibatkan siswa selama penceramahan, dan menekankan kembali apa yang telah disajikan.
Dibawah ini dapat dilihat tabel tabulasi mengenai keterampilan dasar berceramah yang meliputi komponen kejelasan mencakup tentang bahasa, volume dan intonasi. Penggunaan contoh, penggunaan penekanan dan pemberian tugas umpan balik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 17
Pembangkitan Minat
(Pemaparan Kisah, Pengajuan Soal Cerita dan Pertanyaan Penguji)

No Item
Guru Pemaparan Kisah Pengajuan Soal Cerita Pertanyaan Penguji
Ket
Ada Tidak ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √ √ √ Kisah fiksi
2 Drs. Yesmanuddin √ √ √ Kisah fiksi
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √ √ √ Kisah fiksi
4 Yuliana Dewi S.Ag √ √ √ Kisah fiksi




Berdasarkan hasil observasi penulis dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag di dalam kelas terlihat bahwa Guru sudah membangkitkan minat salah salah satunya dengan memaparkan kisah yang menarik perhatian siswa terhadap apa yang diajarkan, mengajukan soal cerita menjadi bahan sajian dalam ceramah pengajaran, memberikan pertanyaan penguji kepada siswa sehingga siswa termotivasi untuk mendengarkan ceramah guru lebih lanjut dan memiliki minat yang besar terhadap apa yang diajarkan. Sehingga motivasi siswa pun terbangkit untuk belajar lebih dalam mengenai materi .

Tabel 18
Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
(Headline/Kepala Cerita, Contoh dan Analogi, dan Cadangan Visual)

No Item
Guru Headline/Kepala Cerita Contoh dan Analogi Cadangan Visual
Keterangan

Ada Tidak ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √ √ √ Buku pegangan
2 Drs. Yesmanuddin √ √ √ Buku pegangan
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √ √ √ Buku pegangan
4 Yuliana Dewi S.Ag √ √ √ Buku pegangan



Berdasarkan hasil observasi penulis dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag di dalam kelas terlihat bahwa setiap guru dalam proses belajar mengajar sudah memaksimalkan pemahaman dan pengingatan (headline/kepala cerita, contoh dan analogi, dan cadangan visual) yang membantu pengefektifan metode ceramah yang digunakan. Ini terlihat dari cara penyusunan kembali poin-poin utama dalam ceramah yang menjadi kata - kata kunci yang berfungsi subjudul verbal atau bantuan mengingat atau yang disebut dengan headline/kepala cerita, pemberian gambaran nyata tentang gagasan dalam penceramahan yang membandingkan antara materi dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki atau yang disebut dengan contoh dan analogi, dan yang terakhir adalah cadangan visual yang berupa buku pegangan dan peragaan yang mana siswa dapat melihat dan mendengar apa yang guru katakan








Tabel 19
Pelibatan Siswa
(Tantangan Kecil dan Latihan yang Memperjelas)

No Item
Guru Tantangan Kecil Latihan yang Memperjelas
Ket
Ada Tidak ada Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √ √ Tanya jawab dan latihan
2 Drs. Yesmanuddin √ √ Tanya jawab dan latihan
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √ √ Tanya jawab dan latihan
4 Yuliana Dewi S.Ag √ √ Tanya jawab dan latihan


Berdasarkan hasil observasi penulis dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag di dalam kelas terlihat bahwa setiap guru dalam proses belajar mengajar menunjukkan bahwa guru mata pelajaran Al-Islam dalam proses belajar mengajar sudah memberi latihan yang memperjelas materi pelajaran guna untuk lebih mengefektifkan metode ceramah yang digunakan. Ini terlihat dari pemberian tantangan kecil atau interupsi ceramah secara berkala yang dilakukan oleh guru pertanyaan kuis ringan dan latihan yang memperjelas kepada siswa .



Tabel 20

Memperkuat Apa yang Disampaikan
(Soal Penerapan dan Tinjauan Siswa)

No Item
Guru Soal penerapan Tinjauan siswa
Ket
Ada Tidak ada Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag  
2 Drs. Yesmanuddin  
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I  
4 Yuliana Dewi S.Ag  

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag di dalam kelas terlihat bahwa guru tersebut belum memperkuat apa yang disampaikan baik itu yang meliputi soal penerapan dan tinjauan siswa . Sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa soal penerapan dan tinjauan siswa belum ada dan belum di lakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.






4. Struktur Penyajian atau Prosedur Ceramah
Dibawah ini dapat dilihat tabel tabulasi mengenai penyajian atau prosedur ceramah di SMA Muhammadiyah 7 Palembang yang meliputi perkenalan topik ceramah, penyebutan tujuan pembelajaran secara singkat dan jelas, penyebutan secara garis besar materi ceramah dalam bentuk ide-ide pokok atau topik inti, pengurutan ceramah topik inti secara erurutan yang dikaitkan dengan bahan pengait, rangkuman dan pertanyaan untuk siswa sebagai penutup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 21
Memperkenalkan Topik Ceramah

No Item
Guru Memperkenalkan Topik Ceramah
Ket
Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √
2 Drs. Yesmanuddin √
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √
4 Yuliana Dewi S.Ag √






Berdasarkan hasil observasi penulis dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag bahwa guru mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang dalam proses belajar mengajar di dalam kelas sudah memperkenalkan topik ceramah dan penyebutan tujuan pembelajaran dan dilaksanakan dengan baik oleh guru yang bersangkutan .

Tabel 22
Penyebutan Tujuan Pembelajaran Secara Singkat Tetapi Jelas Bagi Siswa

No Item

Guru Penyebutan tujuan pembelajaran secara singkat tetapi jelas bagi siswa

Ket
Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √
2 Drs. Yesmanuddin √
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √
4 Yuliana Dewi S.Ag √

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag bahwa guru mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dengan penyebutan tujuan pembelajaran secara singkat tetapi jelas bagi siswa dan penyebutan secara garis besar materi ceramah dalam bentuk-bentuk ide pokok atau topik inti sudah digunakan dengan sebaik-baiknya. Dengan menggunakan komponen tersebut diharapkan mempermudah peserta didik dalam mengikuti proses belajar-mengajar di dalam kelas .
Tabel 23
Penyebutan Secara Garis Besar Materi Ceramah dalam Bentuk-Bentuk Ide Pokok atau Topik Inti
No Item

Guru Penyebutan secara garis besar materi ceramah dalam bentuk-bentuk ide pokok atau topik inti

Ket
Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √
2 Drs. Yesmanuddin √
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √
4 Yuliana Dewi S.Ag √

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag bahwa guru mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dengan penyebutan tujuan pembelajaran secara singkat tetapi jelas bagi siswa dan penyebutan secara garis besar materi ceramah dalam bentuk-bentuk ide pokok atau topik inti sudah digunakan dengan sebaik-baiknya. Sehingga mempermudah peserta didik dalam mengikuti proses belajar-mengajar di dalam kelas .




Tabel 24

Pengurutan Ceramah Topik Inti Secara Berurutan yang dikaitkan dengan Bahan Pengait

No Item
Guru Pengurutan ceramah topik inti secara berurutan yang dikaitkan dengan bahan pengait
Ket
Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √
2 Drs. Yesmanuddin √
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √
4 Yuliana Dewi S.Ag √

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag bahwa guru mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dengan pengurutan ceramah topik inti secara berurutan yang dikaitkan dengan bahan pengait sudah ada sehingga mempermudah siswa untuk mengerti dan memahami materi yang diberikan .







Tabel 25
Rangkuman dan Pertanyaan Untuk Siswa Sebagai Penutup

No Item Guru Rangkuman dan pertanyaan untuk siswa sebagai penutup Ket
Ada Tidak ada
1 Azizah, S.Ag √
2 Drs. Yesmanuddin √
3 Hj. Iswarita, S.Pd.I √
4 Yuliana Dewi S.Ag √

Dari hasil observasi penulis dengan Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I, Drs.Yesmanuddin dan Yuliana Dewi S.Ag bahwa guru mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dengan pengurutan ceramah topik inti secara berurutan yang dikaitkan dengan bahan pengait dan Rangkuman dan pertanyaan untuk siswa sebagai penutup sudah digunakan dengan sebaik-baiknya. Sehingga mempermudah peserta didik dalam mengikuti proses belajar-mengajar di dalam kelas .
Hal ini menunjukkan bahwa mendidik atau mengajar adalah suatu usaha pembinaan yang dilakukan oleh guru, jika dilihat dari pembinaan aspek pemahaman (kognitif) maka pembinaan yang dilakukan guru bertujuan agar siswa dapat memahami ajaran agama Islam. Apabila dilihat dari pembinaan aspek afektif, maka pembinaan yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa dapat menerima ajaran Islam dengan baik, dan pembinaan aspek psikomotorik, maka pembinaan yang dilakukan guru bertujuan agar siswa dapat melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

B. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Pelaksanaan Metode Pem belajaran Mata Pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang
1. Faktor Penunjang
a. Sarana dan Prasarana
Hasil wawancara penulis, bahwa sarana dan prasarana yang disediakan dan diperlukan oleh sekolah dalam pelaksanaan metode pembelajaran mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang sudah tersedia tetapi penggunaannya masih sangat minim.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Yuliani Dewi, S.Ag, menyatakan bahwa sarana dan prasarana di SMA Muhammadiyah tempat mereka mengajar memang sudah memadai seperti mushalla, alat peraga, dan buku-buku pelajaran Al-Islam yang tersedia di perpustakaan .
Bila dikaji lebih lanjut, memang sarana dan prasarana yang ada di SMA Muhammadiyah 7 Palembang tersebut sudah memadai, dengan tersedianya sarana dan prasarana keagamaan itu diharapkan seluruh pihak sekolah, seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran Al-Islam, dan siswa akan termotivasi untuk melaksanakan kegiatan keagamaan di sekolah itu. Oleh karena itu, semua komponen sekolah dari kepala, wakil kepala sekolah, guru, dan pegawai tata usaha harus memberikan contoh yang baik untuk menggunakan sarana dan prasarana yang ada sebagai tempat kegiatan para siswa.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran SMA Muhammadiyah 7 Palembang (Hj. Iswarita, S.Pd.I dan Azizah, S.Ag), yang mengatakan bahwa sarana dan prasarana dalam pelaksanaan metode pembelajaran mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang seperti mushallah, alat peraga, dan buku-buku pelajaran umum dan agama sudah memadai . Hal senada juga dikatakan oleh Drs. Yesmanuddin bahwa dilihat dari sarana dan prasarana dalam pelaksanaan metode pembelajaran mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 Palembang tidak mengalami kendala dan menjadi hambatan yang signifikan. Sarana dan prasarana yang ada disekolah kami sudah memadai dan tidak ada kendala, seperti alat –alat peraga, buku-buku keislaman lainnya dan mushollah sudah tersedia di sekolah ini .
Kemudian hal itu dikonfirmasikan dengan Kepala, dan Wakil Kepala SMA Muhammadiyah 7 Palembang, mengatakan memang benar dilihat dari sarana dan prasarana dalam penerapan metode pembelajaran mata pelajaran Al-Islam di sekolah ini, seperti mushollah, alat-alat peraga yang digunakan guru mata pelajaran Al-Islam dalam proses belajar-mengajar dikelas dan buku-buku pelajaran Al-Islam, dapat dikatakan tidak mengalami kendala dan sudah memadai .
Fasilitas keagamaan yang ada di sekolah seperti laboratorium keagamaan, komputer, dan perpustakaan, memberikan pengaruh yang besar kepada keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas serta menumbuhkan sikap keagamaan pada siswa. Fasilitas dalam menunjang kegiatan proses belajar-mengajar bidang studi PAI adalah, laboratorium agama lengkap dengan peralatan praktik, perpustakaan dengan buku-buku yang berhubungan dengan agama, dan slide atau OHP. Dengan fasilitas itu para siswa dapat belajar dengan aktif, kreatif, dan inovatif.
b. Siswa Memiliki Buku Lembar Kerja Siswa
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran Al-Islam yaitu Yuliani Dewi S.Ag, Azizah S.Ag, Hj. Iswarita S.Pd.I dan Drs. Yesmanuddin menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas baik di kelas satu sampai kelas tiga masing-masing siswa memiliki buku LKS. Hal ini mempermudah guru mata pelajaran Al-Islam dalam menjelaskan materi pelajaran kepada siswa
Guru selaku pendidik mampu menguasai materi pelajaran yang akan di ajarkan kepada anak didiknya. Di mana guru merupakan komponen pendidikan yang penting dan yang utama dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dalam kaitan dengan pembelajaran Al-Islam, maka dalam proses belajar-mengajar dikatakan bahwa belajar-mengajar yang dilakukan guru adalah suatu peroses yang mengandung serangkaian perbuatan (interaksi yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar) guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik yang dilakukan antara guru dan siswa di kelas adalah syarat yang paling utama, guna berlangsungnya proses belajar -mengajar yang kondusif.
Proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas terkait dengan keterampilan guru dalam mengajar. Ini sangat dipengaruhi oleh banyaknya pengalaman guru selama mengajar, dari pengalaman selama mengajar yang diperoleh guru, maka guru mengetahui kekurangan atau kelemahannya dalam mengajar. Dengan demikian, guru yang mengetahui kelemahan dan kekurangan yang dimilikinya sehingga guru bisa mengubahnya, baik dari aspek tujuan pembelajaran, dan dalam menjelaskan bahan ajar, maupun metode yang digunakan.

2. Faktor Penghambat
Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, guru sangat banyak menghadapi kendala-kendala yang terjadi. Adapun yang menjadi penghambat guru dalam pelaksanaan penerapan metode pembelajaran mata pelajaran Al-Islam sebagai berikut:
a. Alokasi Waktu
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Islam (Yuliani Dewi S.Ag dan Hj. Iswarita, S.Pd.I) yang mengajar di SMA Muhammadiyah 7 Palembang, mengatakan bahwa dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar Al-Islam di sekolah ini hanya di alokasikan waktu 2 jam pelajaran dalam seminggu. Sedikitnya jatah waktu yang tidak seimbang dengan banyaknya materi yang harus diberikan menjadi hambatan tersendiri bagi guru mata pelajaran Al-Islam dalam mengembangkan dan mengenalkan pendidikan agama pada peserta didik. Oleh karena itulah, materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik tidak tuntas .
Kemudian hal ini dikonfirmasikan dengan Dra. Nurmawati selaku kepala sekolah SMA Muhammadiyah 7 Palembang, yang mengatakan bahwa persoalan ini memang sudah lama dibicarakan dengan pihak terkait, yaitu Dinas Pendidikan tetapi sampai sekarang belum ada hasil yang memuaskan .
Sedikitnya alokasi waktu mata pelajaran Al-Islam yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat yakni hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu. Pelaksanaan proses belajar-mengajar Al-Islam di SMA Muhamaadiyah 7 Palembang hanya dialokasikan waktu 2 jam pelajaran dalam seminggu. Sedikitnya jatah waktu yang tidak seimbang dengan banyaknya materi yang harus diberikan menjadi hambatan tersendiri bagi guru mata pelajaran Al-Islam dalam mengembangkan dan mengenalkan pendidikan agama pada peserta didik.
Oleh karena itulah, materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik tidak tuntas. Berdasarkan paparan di atas, dapat dipahami bahwa cakupan bahan dalam KTSP mata pelajaran Al-Islam terlalu luas dan tidak sebanding dengan alokasi waktu tatap muka yang hanya 2 jam pelajaran (2x45 menit) perminggu.
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran Al-Islam yang 2 jam pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Mengingat banyaknya jumlah kompetensi dasar mata pelajaran Al-Islam dalam satu semester, maka tidak semua kompetensi dasar membutuhkan alokasi waktu dalam tiap tatap muka, tetapi berupa pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan paparan di atas, dapat dipahami bahwa cakupan bahan dalam kurikulum mata pelajaran Al-Islam terlalu luas dan tidak sebanding dengan alokasi waktu tatap muka yang hanya 2 jam pelajaran (2x45 menit) perminggu. Dalam kondisi seperti inilah dibutuhkan kehadiran sosok guru yang memiliki sikap proaktif. Sikap proaktif yang dimaksudkan adalah bahwa seseorang mampu keluar dari struktur, kondisi dan aturan yang ada dengan berusaha mencari jalan baru.
Guru yang proaktif akan berusaha untuk melakukan hal-hal yang baru seperti mendudukkan silabus sebagai pedoman awal saja, bukan pedoman yang baku sehingga berpengaruh pada keberanian guru agama untuk melakukan analisis bahan, tugas, dan jenjang belajar secara kontekstual. Guru akan berusaha melakukan pemilihan bahan pelajaran, mana yang perlu diberikan di dalam kelas atau sekolah lewat kegiatan intra dan ekstra kurikuler, dan mana pula yang perlu dilakukan di luar sekolah untuk diserahkan kepada keluarga/masyarakat melalui pembinaan secara terpadu.
Dengan adanya sikap proaktif guru, maka keberadaan alokasi waktu bagi mata pelajaran Al-Islam yang di ajarkan di SMA Muhammadiyah 7 Palembang yang hanya 2 jam perminggu untuk proses belajar-mengajar di dalam kelas dengan bahan kurikulum yang begitu padat tidak akan menjadi masalah/hambatan yang begitu serius bagi guru mata pelajaran Al-Islam.
b. Kondisi Kelas
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Yuliani Dewi S.Ag selaku guru mata pelajaran Al-Islam, yang menyatakan bahwa banyaknya siswa dalam satu kelas tentunya merupakan hambatan bagi mereka dalam mengelola kelas, apalagi siswa SMA Muhammadiyah 7 berjumlah 666 orang. Dalam hal ini rata-rata jumlah siswa berkisar 40 setiap kelas, jika dibandingkan dengan tenaga pengajar tentunya tidak sesuai. Oleh karena itu, dalam proses belajar-mengajar didalam kelas sangat tidak mendukung .
Hal senada juga dikemukakan oleh Azizah, S.Ag bahwa memang benar tidak seimbangnya jumlah guru mata pelajaran Al-Islam yang mengajar di SMA Muhammadiyah 7 Palembang merupakan kendala yang sangat mendasar dalam pelaksanaan metode pembelajaran mata pelajaran Al-Islam. Tenaga pengajar mata pelajaran Al-Islam hanya berjumlah 4 orang, sedangkan siswa berjumlah 666 orang yang dikelompokkan menjadi 15 kelas .
Menurut Drs. Yesmanuddin, yang menyatakan bahwa banyaknya jumlah siswa dalam setiap kelompok belajar akan menimbulkan kesulitan dalam proses pembelajaran terutama dalam pengelolaan kelas . Hal ini dibenarkan juga oleh Hj. Iswarita, S.Pd.I bahwa rata-rata jumlah siswa berkisar antara 40 setiap kelas. Kondisi ini akan mengakibatkan kesulitan guru mata pelajaran Al-Islam dalam melakukan pengontrolan terhadap peserta didik . Dengan demikian, terlihat bahwa adanya ketidakseimbangan antara jumlah guru mata pelajaran Al-Islam dengan jumlah siswa yang mengikuti proses belajar-mengajar di dalam kelas.
Banyaknya siswa dalam satu kelas tentunya merupakan hambatan bagi guru mata pelajaran Al-Islam dalam mengelola kelas. Dalam hal ini rata-rata jumlah siswa berkisar 40 setiap kelas, jika dibandingkan dengan tenaga pengajar tentunya tidak sesuai. Oleh karena itu, dalam proses belajar-mengajar di kelas sangat tidak mendukung.
Kondisi ini akan mengakibatkan kesulitan guru mata pelajaran Al-Islam dalam melakukan pengontrolan terhadap peserta didik. Dengan demikian, terlihat bahwa adanya ketidakseimbangan antara jumlah guru mata pelajaran Al-Islam dengan jumlah siswa yang mengikuti proses belajar-mengajar di dalam kelas. Sebagai seorang guru dituntut untuk mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik adalah tugas profesional guru. Guru harus mengarahkan efektivitas proses pembelajaran dengan jalan merencanakan dan mengorganisasikannya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan metode pembelajaran mata pelajaran Al-Islam di SMA Muhammadiyah 7 dilihat dari segi guru mata pelajaran Al-Islam adanya ketidak seimbangan jumlah guru dengan murid. Inilah yang menjadi salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan metode pembelajaran mata pelajaran Al-Islam disekolah itu.
c. Situasi kelas
Berdasarkan hasil wawancara penulis di lapangan di peroleh bahwa kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran Al-Islam, hal ini tentunya berdampak buruk pada proses belajar mengajar di dalam kelas yang sedang berlangsung.
Yuliana Dewi, S.Ag menyatakan bahwa jadwal mengajar mata pelajaran Al-Islam yang di berikan pada jam terakhir yaitu jam ke 5, 6, 7 dan 8. Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas untuk mengajarkan materi kepada anak didik tentunya berpengaruh karena pada saat jam tersebut suasana kelas yang panas dan mengantuk sehingga mengakibatkan siswa kurang memiliki motivasi dalam mengikuti mata pelajaran Al-Islam yang disajikan oleh guru .
Dari paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa mata pelajaran Al-Islam yang disajikan pada saat jam terakhir menyebabkan para siswa dalam menerima materi dan mengikuti proses belajar mengajar tidak terlalu memperhatikan guru yang mengajarkan didepan mereka karena para siswa merasa panas dan mengantuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar